Share Islam

supporting Share Islam on Facebook

Berjabat Tangan

Dikirim ke member Share Islam : 26 April at 06:36

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh

minggu lalu kan ada pembahasan tentang pentingnya salam dalam hubungan sesama muslim.
nah sekarang pentingnya berjabat tangan ketika bertemu sesama muslim :D


1.)
dari Qatadah dia berkata aku bertanya kepada Anas; "Apakah diantara para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sering berjabat tangan?" dia menjawab; "Ya." (HR Bukhari, Tirmidzi)

2.)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika dua orang bertemu kemudian saling berjabat tangan dan memuji Allah serta meminta ampun kepada-Nya, maka keduanya akan diberi ampunan." (HR Abu Daud)

3.)
dari Anas bin Malik berkata: "Apabila ada seseorang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa Salam lalu berjabat tangan dengannya, beliau tidak melepaskan jabatan tangannya sampai lelaki tadi yang melepaskannya terlebih dahulu, dan beliau tidak memalingkan wajahnya dari wajah orang yang menemuinya sampai lelaki itu yang terlebih dahulu memalingkan wajahnya." (HR Tirmidzi)

4.)
dari Abu Ishaq dari Al Barra` bin 'Azib ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah dua orang muslim yang bertemu kemudian saling berjabat tangan, kecuali dosa keduanya akan diampuni sebelum berpisah." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Abu Daud)

5.)
dari Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda; "Kesempurnaan penghormatan diantara kalian adalah berjabat tangan." (HR Ahmad, Tirmidzi)




Tapi tidak ke lawan jenis ya hehe :D

1.)
Nabi shallallahu'alaihi wasallam : 'Tertusuknya kepala salah seorang di antara kalian dengan jarum besi, (itu) lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya". (HR ath-Thabrani)

2.)
dari Aisyah radhiyallahu 'anha, mengatakan, 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaiat wanita cukup dengan lisan (tidak berjabat tangan) dengan ayat ini; 'Untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun….' sampai akhir (QS. Almumtahanah 12) kata Aisyah; Tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sama sekali tidak pernah menyentuh wanita selain wanita yang beliau miliki (isterinya). '(HR Bukhari dan Muslim)

3.)
dari Asma' binti Yazid dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku tidak pernah berjabat tangan dengan seorang wanita (yang bukan mahram)." (HR Ahmad)




semoga bermanfaat
dan semoga laki-laki yang terbiasa menyentuh perempuan yang bukan mahramnya dan perempuan yang terbiasa menyentuh laki-laki yang bukan mahramnya diberi hidayah oleh Allah dan diberi kemudahan agar dapat menjauhkan perbuatan haram tersebut.

alhamdulillah

Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh

___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Tebarkanlah Salam

Dikirim ke member Share Islam : 18 April at 19:30

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh

dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukan kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang mana apabila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling menyayangi. Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR Muslim)

dari Abdullah bin 'Amru bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; "Islam manakah yang paling baik?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu memberi makan dan memberi salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal". (HR Bukhari)


Bagaimana jika kita diucapkan salam oleh saudara semuslim kita?

Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. QS 4:86


Bagaimana jika kita diucapkan salam oleh orang Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani)?


dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Jika Ahli Kitab memberi salam kepada kalian, maka jawablah; Wa'alaikum.' (HR Bukhari dan Muslim)

semoga bermanfaat

Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh


___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Kesalahan Message Saya

Dikirim ke member Share Islam : 11 April at 07:25



Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh

kali ini, saya ingin mengkoreksi kesalahan saya dalam message sekitar bulan Agustus pada tahun 2009,

waktu itu saya berpendapat
"Makmum pada shalat berjama'ah wajib membaca kembali Sami'allahu liman hamidah, walaupun Imam sudah membacanya"

dengan dalil sebagai berikut
1. "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca : 'Sami'allahu liman hamidah' (Allah mendengar orang yang memuji-Nya, kemudian beliau membaca : 'Rabbana wa lakal hamdu (Wahai Rabb kami, segala puju adalah milik-Mu).'" (HR Bukhari)

2. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Shalatlah sebagaimana kalian melihatku mengerjakan shalat." (HR Bukhari dan Ahmad)

3. lalu juga hadits "Hanyalah seorang dijadikan sebagai imam untuk diikuti, apabila dia ruku' maka ruku'lah, apabila dia bangkit, maka bangkitlah, apabila dia shalat dengan duduk maka duduklah." (HR Bukhari dan Muslim)



Kesimpulan waktu itu :
Maka makmum seharusnya membaca : "Sami'allahu liman hamidah, Rabbana wa lakal hamdu" juga.


_______________________________

Setelah itu, saya menemukan dalil-dalil lain yang bertentangan dengan kesimpulan diatas.

1. dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata : 'Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda " Apabila imam mengucapkan: sami'allahu liman hamidah, maka ucakapkanlah: rabbana lakal hamdu." (HR Bukhari dan Muslim)

2. dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, berkata : 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terjatuh dari kudanya maka lecet atau robek kulit sisi tubuhnya yang kanan. Maka, kami masuk menemui beliau dan kami menjenguknya, dan tibalah waktu shalat kemudian beliau shalat bersama kami dengan duduk dan kami shalat di belakang beliau dengan duduk, setelah shalat selesai beliau bersabda : "Hanyalah seorang dijadikan sebagai imam untuk diikuti, apabila dia bertakbir maka bertakbirlah, (apabila dia shalat berdiri maka shalatlah dengan berdiri) apabila dia sujud maka sujudlah, apabila dia bangkit maka bangkitlah, apabila dia mengatakan : sami'allahu liman hamidah, maka katakanlah : rabbana wa lakal hamd, apabila dia shalat dengan duduk maka shalatlah dengan duduk seluruhnya." (HR Bukhari dan Muslim)


Kesimpulan : Apabila Imam mengatakan : sami'allahu liman hamidah, maka Makmum membaca : rabbana wa lakal hamd atau rabbana lakal hamd atau bacaan lain yang terdapat dalam kitab-kitab Shahih.


demikian koreksi saya atas message yang saya kirim dahulu. oleh karena itu saya mohon maaf atas koreksi yang lama sekali hampir 2 tahun dikarenakan saya mencarinya betul-betul. saya mencegah agar tidak terdapat kesalahan mengenai ini kembali.

alhamdulillah

mohon maaf sekali lagi
semoga bermanfaat

Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh


___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Taubat (2)

Dikirim ke member Share Islam : 01 April at 21:41

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh

Ini adalah tulisan yang kedua mengenai Taubat. sebelumnya Taubat pernah dibahas, dan dapat dilihat kembali pada http://shareislamyuk.blogspot.com/2011/04/taubat-1.html


Adapun tulisan kedua ini, akan dibahas mengenai Hadits Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Muslim.

dalam Hadits ini, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan betapa senangnya Allah ketika ada hamba yang bertaubat :)


dari Abdullah berkata; 'Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Allah merasa bergembira karena taubatnya seorang hamba yang beriman melebihi kegembiraan seseorang berada di gurun sahara yang mencekam dengan ditemani hewan tunggangannya serta perbekalan makanan dan minuman, kemudian ia tertidur.

Ketika ia terbangun dari tidurnya, ternyata hewan tunggangannya terlepas dengan membawa perbekalan makanan dan minumannya. Kemudian orang tersebut mencari hewan tunggangannya tersebut ke sana kemari hingga ia merasa haus. Setelah itu, ia pun berkata; 'Sebaiknya aku kembali saja ke tempat tidurku semula sampai aku mati.'

Tak lama kemudian orang tersebut telah membaringkan tubuhnya dengan meletakkan kepalanya di atas lengannya dan bersiap-siap untuk mati. Ketika ia terbangun, ternyata hewan tunggangannya itu telah berada di sisinya dengan membawa bekal makanan dan minumannya. Sunguh kegembiraan Allah karena taubatnya seorang hamba-Nya yang beriman melebihi kegembiraan orang yang hewan tunggangannya terlepas lalu kembali dengan membawa perbekalan makanan dan minumannya ini." (HR Muslim)



kemudian dalam Al-Quran juga disebutkan bahwasanya janganlah kita berputus asa dari rahmat Allah

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." QS 39:53

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa," QS 3:133




semoga bermanfaat :D
wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh


___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim (2)

Dikirim ke member Share Islam : 29 March at 21:46

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh

dari Ibnu Umar berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa pun orang yang berkata kepada saudaranya, 'Wahai kafir' maka sungguh salah seorang dari keduanya telah kembali dengan kekufuran tersebut, apabila sebagaimana yang dia ucapkan. Namun apabila tidak maka ucapan tersebut akan kembali kepada orang yang mengucapkannya."

(HR Bukhari, Muslim, Ahmad)


Semoga bermanfaat
Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh


___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim (1)

Dikirim ke member Share Islam : 24 March at 05:10

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu 'anha, dia berkata,“Tidaklah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam disuruh memilih di antara dua perkara sama sekali, kecuali beliau memilih yang paling mudah di antara keduanya, selama hal itu bukan merupakan dosa.

Jika hal itu merupakan dosa, maka beliau adalah manusia yang paling jauh dari dosa. Dan tidaklah beliau membalas dengan hukuman untuk (membela) dirinya di dalam sesuatu sama sekali.

Kecuali jika perkara-perkara yang diharamkan Allah dilanggar, maka beliau akan membalas dengan hukuman terhadap perkara itu karena Allah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Semoga bermanfaat

Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh


___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Taubat (1)

Dikirim ke member Share Islam : 22 February at 20:21

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

kali ini kita akan membahas taubat...

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai," QS 66:8

A. Syarat-Syarat Taubat

Imam an-Namawi menjelaskan syarat taubat ada tiga yaitu :
1. Orang yang berbuat dosa harus berhenti dan berlepas diri dari perbuatan dosa dan maksiat yang selama ini pernah ia lakukan

2. Dia harus menyesali perbuatan dosanya tersebut.

3. Dia mempunyai tekad yang bulat untuk tidak mengulangi perbuatan itu.

4. Pernyataan bebas (keridhaan) dari hak orang yang dirugikan
Apabila perbuatan dosanya itu ada hubungannya dengan orang lain, maka di samping tiga syarat di atas, ditambah satu syarat lagi yaitu harus ada pernyataan bebas dari hak orang yang dirugikan itu.
Jika dirugikan hartanya, maka hartanya itu harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat, maka ia harus meminta maaf, dan jika berupa ghibah atau umpatan, maka ia harus bertaubat kepada Allah dan tidak perlu meminta maaf kepada orang yang diumpat.
Demikian yang dijelaskan oleh Imam An-Namawi rahimahullah dalam kitab Riyaadush Shaalihiin bab Taubat.

5. Ikhlas, semata-mata karena Allah subhanahu wa ta'ala.

6. Dilakukan pada saat diterimanya taubat.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama (ruhnya) belum sampai di kerongkongan" (HR Tirmirdzi, al-Hakim, Ibnu Majah)

dari Abu Hurairah radhiyallaahu'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari sebelah barat(kiamat), maka Allah akan menerima taubatnya." (HR Muslim)


B. Perkara yang wajib dihindari dalam bertaubat

1. Terus menerus berbuat dosa.
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." QS 3:135
Para ulama mengatakan, "Tidak ada dosa kecil yang dilakukan terus-menerus dan tidak ada dosa yang besar yang diiringi dengan taubat kepada Allah Ta'ala."

2. Berbangga dengan perbuatan dosa
dari Abu Hurairah radhiyallaahu'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Setiap ummatku diampuni kecuali Mujaahirin." (HR Bukhari dan Muslim)

Mujaahir adalah orang yang bangga, menampakkan atau menceritakan dosanya kepada orang lain.
terdapat 5 kesalahan padanya yaitu :
1. Berdosa karena bermaksiat
2. Berdosa karena berbangga dosanya kepada orang lain
3. Berdosa karena telah membuka tutupan Allah
4. Berdosa karena telah membangkitkan semangat orang untuk berbuat dosa sepertinya
5. Berdosa karena manganngap remeh maksiatnya tersebut.

3. Tidak istiqamah dalam bertaubat
(akan dijelaskan pada message selanjutnya, insya Allah ehehe)


semoga bermanfaat
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh


___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Neraka

Dikirim ke member Share Islam : 12 February at 16:35

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh

saya mohon maaf dulu bahwa beberapa bulan terakhir ini saya sangat jarang mengirimkan message Share Islam . hehe. mohon maaf karena satu dan lain hal saya jadi jarang.

kali ini, saya ingin kembali mengingatkan bahwa neraka tuh ga enak. hehe.


Di neraka. anginnya aja sangat panas

"Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih," QS 56:42

ada menu makanan yang bisa "dipesan".

"mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah," QS 78:24-25


"Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." QS 18:29


Hadits Rasullah shalallahu 'alaihi wasallam
Dari Anas bin Malik :
"Pada hari Kiamat nanti akan didatangkan penghuni Neraka yang ketika berada di dunia dia adalah orang yang paling banyak merasakan nikmatnya(dunia). Kemudian orang itu dicelupkan satu kali ke Neraja Jhannam lalu ditanya : 'Hai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan walau hanya sedikit? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan walau hanya sedikit?' Dia menjawab : 'Tidak, demi Allah, wahai Rabbku"
- Lihat : Shahihul Jami' no 7887

ada juga dari Anas bin Malik
"Dan didatangkan seorang penghuni Neraka, maka Allah bertanya kepadanya : 'Wahai anak Adam, bagaimana engkau mendapati tempatmu?'. Dia menjawab :'Wahai Rabbku, itu tempat yang terburuk." Maka ditanyakan kepadanya 'Apakah engkau akan menebusnya dengan emas sepenuh bumi?' Dia menjawab : 'Wahai Rabbku, tentu.' Allah berkata: 'Engkau berdusta, Aku dulu (di dunia) telah meminta kepadamu hal yang lebih kecil dan lebih remeh daripada itu, namun engkau enggan melakukannya.' Maka ia pun dilemparkan ke Neraka."
- Lihat : Shahihul Jami' no 7873

ada juga dari Anas bin Malik
"Akan dikirimkan tangisan kepada penduduk Neraka, maka mereka pun menangis sampai habis air matanya. Kemudian berganti menjadi (tangisan) darah, hingga darah itu di wajah mereka seperti (aliran) parit yang kalau diletakkan perahu di sana, niscaya bisa berjalan."
- Lihat : Shahihul Jami' no 7939

sedangkan dari an-Nu'man bin Basyir,
"Sesungguhnya penghuni Neraka yang paling ringan adzab-nya pada hari Kiamat adalah seseorang yang diletakkan di bawah kedua telapak kakinya dua bara api, yang karenanya mendidihlah otaknya."
- Lihat : Shahihul Jami' no 2031

semoga bermanfaat :D


Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh


___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Posisi Shalat Berjamaah yang Benar

Dikirim ke member Share Islam : 02 February at 17:41


Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh

dikarenakan linknya tidak bisa dibuka, ini link barunya :D


http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1898987394810&set=a.1898987314808.2114542.1245400586




maaf ya hehe
semoga bermanfaat

Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh


___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Mendatangi Dukun dan Peramal

Dikirim ke member Share Islam : 23 November 2010 at 07:03


Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Perusak amal yang pertama sudah kita bahas sebelumnya, yaitu tentang orang yang tidak bisa menjaga dirinya ketika sendirian.

nah, sekarang kita bahas tentang rusaknya amal seseorang jika berhubungan dengan Dukun maupun Peramal.

Ramalan bintang yang isisnya berupa ramalan berbagai peristiwa yang terjadi di muka bumi berdasarkan perjalanan bintang, yang pelakunya mengangap bahwa mereka mengetahui apa yang telah terjadi dan yang belum terjadi, adalah haram berdasarkan al-Qur-an, as-Sunnah dan kesepakatan seluruh ulama.

Islam mengharamkan imbalan yang diperoleh dari hasil perdukunan.

Islam juga mengharamkan segala bentuk hubungan dengan emreka kecuali dalam rangka melarangnya atau menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar sebagaimana yang dilakukan oleh Rasullah shallahu 'alayhi wasallam terhadap Ibnu Shayyad, seorang dukun Yahudi.

Rasullahu shalallahu 'alayhi wasallam bersabda : "Barang siapa yang mendatangi peramal lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari." (HR Muslim)

Ancaman ini ditujukan kepada orang yang mendatanginya dan sekedar bertanya. Sedangkan orang yang membenarkannya, maka ia kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shalallahu 'alayhi wasallam. Beliau bersabda : "Barang siapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu membenarkan apa yang ia katakan, sungguh, ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad shalallahu 'alayhi wasallam". (HR Tirmidzi)


Serem kan? hehe :D



Semoga kita dijauhkan dari hal-hal semacam ini.
Semoga kita jangan sampai secara tidak sengaja menjadi orang yang termasuk salah satu dari hadits diatas. amiin.

Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh


___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Tenang aja, jika Bertaqwa..

Dikirim ke member Share Islam : 18 November 2010 at 05:56


Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh

hehe maaf ya udah rada jarang kirim message..

kali ini kita membahas keberuntungan orang-orang bertaqwa. enak lhoo.
bagi yang lagi banyak masalah, atau lagi sibuk banyak kerjaan,bingung mau milih jalan mana..

1.) Pilihlah jalan yang bikin kita tetep deket sama Allah. karena..
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. " QS 65:2

jadi jalan keluar itu bukan kita yang ciptain, bukan juga kita yang nemuin. tapi Allah. bergantunglah kepada Allah.

"Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. " QS 112:2


2.) "Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.." QS 65:3

lalu Allah juga akan mencukupi keperluan-keperluan kita. bila kita bertaqwa.

3.) " Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. " QS 65:3

"Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. " QS 35:31


semoga bermanfaat

Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh



___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Amalan banyak bisa menjadi 0

Dikirim ke member Share Islam : 02 November 2010 at 17:19


Assalamu'alaykum

kali ini kita membahas penyebab rusaknya amal.
1) Ketika sendiri dia bandel.

berikut adalah sabda Rasullah shallahu 'alayhi wasallam :
"Sungguh, aku tahu (bahwa) beberapa kaum dari ummatku ada yang datang pada hari Kiamat dengan kebaikan sebesar gunung Tilamah, lantas Allah menjadikannya bagikan debu yang beterbangan."

Tsauban berkata : "Wahai Rasullah, sebutkanlah sifat-sifat mereka kepada kami, jelaskanlah ciri-ciri mereka kepada kami, agar kami tidak masuk dalam golongan mereka, sedangkan kami tidak menyadarinya."

Beliau bersabda: "Ketahuilah, mereka adalah saudara kalian dan kulit mreka juga sama seperti kalian. Mereka menjadikan sebagian malam untuk beribadah sebagaimana yang kalian. Akan tetapi mereka adalah orang-orang yang apabila sedang bersendiri, mereka melanggar larangan-larangan Allah." (HR Ibnu Majah)

Hadits tersebut Shahih.


semoga kita semua dapat menjaga diri dari dosa ketika bersama orang banyak maupun sendiri.
amiin


Wassalamu'alaykum



___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Surga

Dikirim ke member Share Islam : 27 October 2010 at 06:58

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

maaf ya baru kirim message lagi.haha
soalnya baru selesai di ospek dan uts. :D


Siksa Neraka Melupakan semua nikmat dunia. dan nikmat Surga Membuat kita lupa akan semua kesusahan di dunia

dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah shallahu'alaihi wasallam bersabda, "Pada hari kiamat akan didatangkan seorang penghuni neraka yang paling nikmat hidupnya di dunia, lantas ia dicelupkan ke dalam neraka dengan sekali celupan. Kemudian ia ditanya, wahai anak Adam apakah kamu pernah merasakan kesenangan, apakah kamu pernah mencicipi kenikmatan? maka dia menjawab, 'tidak, wahai Tuhanku'.

Kemudian didatangkan seorang penghuni surga yang paling susah hidupnya di dunia, lantas ia dicelupkan ke dalam surga dengan sekali celupan, kemudian ditanya, wahai anak Adam apakah kamu pernah merasakan kesusahan? apakah kamu pernah mencicipi kegetiran hidup? maka ia menjawab, tidak, wahai Tuhanku. Saya tidak pernah merasakan kesusahan dan tidak juga pernah merasakan kegetiran hidup sama sekali". (HR Ahmad, Lihat Shahiihul Jaami')

jadi saking sakitnya di Neraka, saking ga enaknya, saking ga nyamannya disana, orang sampai lupa semua kebahagiaan yang ada di dunia.
walaupun dia di dunia punya ferrari, punya rumah dimana-mana, kerja di perusahaan asing, anak-anaknya berhasil semua ataupun punya pasangan yang baik. bakal lupa deh semua kenikmatannya kalo sempeeet masuk neraka sekali aja.



dari Bani Fihr, berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Dunia bagi akhirat itu tidak lain seperti salah seorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut lalu perhatikanlah apa yang dibawa kembali." (HR Tirmidzi)

Jadi permisalan kebahagian akhirat itu laut, dan dunia itu air yang menetes dari jari setelah dicelupkan. hehe



dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya di surga ada sebuah pohon yang jika para pengendara berjalan di bawah naungannya seratus tahun lamanya tidak akan dapat melewatinya". (Muttafaq 'alaih)



semoga kita semua masuk surga tanpa mampir ke neraka walaupun sebentar aja. hehe
soalnya nanti bakal lupaa lhoo semua kenikmatan dunia
semoga bermanfaat

Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh


___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Untuk mas @masarmy :)

wah bagus sekali jawaban banyak mas. hehe
diskusi yuk mas.

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh


nah, ana masih mau tanya nih yah
1.) 'oh iya. Kalau kita meniru bersenang2 dalam hal yg tdk manfaatnya, tdk hanya milad. Bukan milad pun jg dilarang..'

jadi kalau misalnya ada manfaatnya boleh kita tiru ya mas?

Pake baju kan ada manfaatnya kan, biar ga dingin dan menutup aurat, juga menghindari dari panas, tapi yah bagaimana dengan hadits ini?

dari Abdullah bin Amr radhiyallahu Anhu , ia berkata : "Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya ketika menyaksikan bahwa ia mengenakan dua pakaian celupan "Sesungguhnya pakaian ini adalah pakaian orang-orang kafir, maka jangan engkau memakainya." (HR Muslim)


2.) "Rasulullah berpuasa pada hari lahirnya. Kalau antum sempat, cek sj di google sepertinya ada ttg itu."

ini benar, ada riwayat dari Imam Muslim

"Kemudian beliau ditanya lagi mengenai puasa sehari dan berbuka dua hari, beliau menjawab: "Semoga Allah memberikan kekuatan pada kita untuk melakukannya." Lalu beliau ditanya mengenai puasa pada hari senin, beliau menjawab: "Itu adalah hari, ketika aku dilahirkan dan aku diutus (sebagai Rasul) atau pada hari itulah wahyu diturunkan atasku." Kemudian beliau bersabda: “Puasa tiga hari pada setiap bulan dan ramadan hingga ramadan berikutnya adalah puasa dahr.” Kemudian beliau ditanya tentang puasa pada Arafah, maka beliau menjawab: "Puasa itu akan menghapus dosa-dosa satu tahun yang lalu dan yang akan datang." Kemudian beliau ditanya tentang puasa pada hari 'Asyura`, beliau menjawab: "Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu." (HR Muslim)


Juga ada riwayat dari Abu Dawud
Diriwayatkan dari Usamah bin zaid, dia berkata, "Sesungguhnya Rasullah shallallahu 'alaihi wasalaam selalu berpuasa pada hari Senin dan Kamis, manakala beliau ditanya tentang hal tersebut, beliau menjawab : 'Sesungguhnya amal-amal hamba dihadapkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis.'

namun yang jadi pertanyaan saya,
1. Kita disunnahkan berpuasa pada hari Senin dan Kamis itu karena mengikuti Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam atau mengikuti sunnah Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam yang berpuasa pada hari Kelahirannya yaitu Senin?

Berarti saya lahir hari Sabtu, saya puasa Kamis dan Sabtu dong mas?


2. Jikalau memang disunnahkan untuk berpuasa pada hari kelahirannya masing-masing, berarti setiap orang berbeda-beda doong puasa sunnahnya? berarti saya Sabtu-Kamis ya mas?

Bagaimana dengan contoh dari Sahabat yang berada pada zaman Nabi? Bukankah mereka kalo ada apa-apa langsung nanya ke Nabi, apakah ada riwayat bahwa Abu Bakar berpuasa pada hari kelahirannya?


bahwasanya mereka itu
“Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).” (HR Bukhari dan Muslim)

3. Oh iya, misalnya kan tahun 1993 saya lahir hari sabtu, lalu tahun 2011 tanggal lahir saya jatuh hari minggu. jadi setelah itu saya puasanya Minggu-Kamis atau gemana nih mas?


3.) "Rasulullah jg berbahagia di 1 syawal serta 10 Dzulhijjah."

Yah terus kenapa mas? Kan itu emang hari raya yang dibilang oleh Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam
Pada hari Ied, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Wahai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan sekarang ini adalah hari raya kita." (HR Bukhari)

dari Hafshah berkata, "Dahulu kami melarang anak-anak gadis remaja kami ikut keluar untuk shalat pada dua hari raya. Hingga suatu hari ada seorang wanita mendatangi desa Qashra Banu Khalaf, wanita itu menceritakan bahwa suami dari saudara perempuannya pernah ikut berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebanyak dua belas peperangan, ia katakan, 'Saudaraku itu hidup bersama suaminya selama enam tahun.' Ia menceritakan, "Dulu kami sering mengobati orang-orang yang terluka dan mengurus orang yang sakit.' Saudara perempuanku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Apakah berdosa bila seorang dari kami tidak keluar (mengikuti shalat 'Ied) karena tidak memiliki jilbab?" Beliau menjawab: "Hendaklah kawannya memakaikan jilbab miliknya untuknya (meminjamkan) agar mereka dapat menyaksikan kebaikan dan mendo'akan Kaum Muslimin." Ketika Ummu 'Athiyah tiba aku bertanya kepadanya, "Apakah kamu mendengar langsung dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?" Ummu 'Athiyah menjawab, "Ya. Demi bapakku!" Ummu 'Athiyah tidak mengatakan tentang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kecuali hanya mengatakan 'Demi bapakku, aku mendengar beliau bersabda: "Hendaklah para gadis remaja dan wanita-wanita yang dipingit di rumah, dan wanita yang sedang haid ikut menyaksikan kebaikan dan mendo'akan Kaum Muslimin, dan wanita-wanita haid menjauh dari tempat shalat." Hafshah, "Aku katakan, "Wanita haid?" Wanita itu menjawab, "Bukankah mereka juga hadir di 'Arafah, begini dan begini?" (HR Bukhari)


namun, apakah kita perlu mengikuti Hari Raya orang kafir?

padahal
diriwayatkan dari Abu Ghathfan bi Tharif al-Muri, ia berkata, "Aku mendengar Ibnu 'Abba berakta, 'Ketika Rasullah shalallahu 'alaihi wasallam berpuasa 'Asyuara dan beliau menganjurkan para Sahabat untuk berpuasa, mereka berkata, 'Wahai Rasullah, sesungguhnya ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.' Kemudian beliau bersabda, 'Kalau begitu, pada tahun yang akan datang kita akan berpuasa pada hari yang kesembilan insya Allah.' Ibnu 'Abbas berkata, 'Akan tetapi belum sampai tahun depan, Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam telah meninggal dunia." (HR Muslim, Abu Dawud)


4.) maksud ini gemana ya mas "dan jg yg paling penting, perayaan milad dan maulid bukan beribadah pada shahibul hajatnya." ?
shahibul hajat saya cari di google artinya tuan rumah. maksudnya gemana sih mas?


makasih mas atas tanggapannya. barakallahufiikum



___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Sedikit tentang Tasyabbuh (5)

Hukum menghadiri pesta ataupun perayaan Ulang Tahun

Syaikh Abdul Aiz bin Abdullah bin Baz :

Dalil-dalil syari'at dari Al-Kitab dan As-Sunnah telah menunjukkan bahwa peringatan hari kelahiran termasuk bid'ah yang diada-adakan dalam agama dan tidak ada asalnya dalam syari'at yang suci, maka tidak boleh memenuhi undangannya karena hal itu merupakan pengukuhan terhadap bid'ah dan mendorong pelaksanaannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman,

"Artinya : Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah." [Asy-Syura: 21]

Dalam ayat lain disebutkan,

"Artinya : Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari'at (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari (siksaan) Allah. Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertaqwa." [Al-Jatsiyah: 18-19]

Dalam ayat lainnya lagi disebutkan,

"Artinya : Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainNya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)." [Al-A'raf : 3]

Diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,

"Artinya : Barang siapa yang melakukan suatu amal yang tidak kami perintahkan maka ia tertolak." [1]

Dalam hadits lainnya beliau bersabda,

"Artinya ; Sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad Saw, seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru yang diada-adakan dan setiap hal baru adalah sesat." [2]

Dan masih banyak lagi hadits-hadits lain yang semakna.

Di samping perayaan-perayaan ini termasuk bid'ah yang tidak ada asalnya dalam syari'at, juga mengandung tasyabbuh (menyerupai) kaum Yahudi dan Nashrani yang biasa menyelenggarakan peringatan hari kelahiran, sementara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan agar tidak meniru dan mengikuti cara mereka, sebagaimana sabda beliau,

"Artinya : Kalian pasti akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal dengan sejengkal dan sehasta dengan sehasta, sampai-sampai, seandainya mereka masuk ke dalam sarang biaivak pun kalian mengikuti mereka." Kami katakan, "Ya Rasulullah, itu kaum Yahudi dan Nashrani?" Beliau berkata, "Siapa lagi." [3]

Makna 'siapa lagi' artinya mereka itulah yang dimaksud dalam perkataan ini. Kemudian dari itu, dalam hadits lain beliau bersabda,

"Artinya : Barangsiapa menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan mereka” [4]

Dan masih banyak lagi hadits-hadits lain yang semakna.

Semoga Allah menunjukkan kita semua kepada yang diridhai-Nya.

[Majmu' Fatawa wa Maqalat Mutannawwi’ah, juz 4, hal. 283]

[Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al Masa’il Al-Ashriyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penyusun Khalid Al-Juraisiy, Penerjemah Musthofa Aini, Penerbit Darul Haq]

__________

Foote Note

[1]. Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Al-Aqdhiyah (18-1718). Al-Bukhari menganggapnya mu'allaq dalam Al-Buyu' dan Al-I'tisham.

[2]. Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Al-Jumu’ah (867).

[3]. Dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim: Al-Bukhari dalam Ahaditsul Anbiya' (3456). Muslim dalam Al-‘Ilm (2669).

[4]. Ahmad (5094, 5634). Abu Dawud (4031)

almanhaj.or.id


___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Sedikit tentang Tasyabbuh (6)

Hukum merayakan ulang tahun

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz :

Tidak diragukan lagi bahwa Allah telah mensyari'atkan dua hari raya bagi kaum muslimin, yang pada kedua hari tersebut mereka berkumpul untuk berdzikir dan shalat, yaitu hari raya ledul Fitri dan ledul Adha sebagai pengganti hari raya-hari raya jahiliyah. Di samping itu Allah pun mensyari'atkan hari raya-hari raya lainnya yang mengandung berbagai dzikir dan ibadah, seperti hari Jum'at, hari Arafah dan hari-hari tasyriq. Namun Allah tidak mensyari'atkan perayaan hari kelahiran, tidak untuk kelahiran Nabi dan tidak pula untuk yang lainnya. Bahkan dalil-dalil syar'i dari Al-Kitab dan As-Sunnah menunjukkan bahwa perayaan-perayaan hari kelahiran merupakan bid'ah dalam agama dan termasuk tasyabbuh (menyerupai) musuh-musuh Allah dari kalangan Yahudi, Nashrani dan lainnya. Maka yang wajib atas para pemeluk Islam untuk meninggalkannya, mewaspadainya, mengingkarinya terhadap yang melakukannya dan tidak menyebarkan atau menyiarkan apa-apa yang dapat mendorong pelaksanaannya atau mengesankan pembolehannya baik di radio, media cetak maupun televisi, berdasarkan sabda Nabi Saw dalam sebuah hadits shahih.

"Artinya : Barangsiapa membuat sesuatu yang baru dalam urusan kami (dalam Islam) yang tidak terdapat (tuntunan) padanya, maka ia tertolak." [1]

Dan sabda beliau,

"Artinya : Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak kami perintahkan maka ia tertolak."[2]

Dikeluarkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya dan dianggap mu'allaq oleh Al-Bukhari namun ia menguatkannya.

Kemudian disebutkan dalam Shahih Muslim dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa dalam salah satu khutbah Jum'at beliau mengatakan.

"Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru yang diada-adakan dan setiap hal baru adalah sesat."[3]

Dan masih banyak lagi hadits-hadits lainnya yang semakna. Disebutkan pula dalam Musnad Ahmad dengan isnad jayyid dari Ibnu Umar , bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, berarti ia dari golongan mereka."[4]

Dalam Ash-Shahihain disebutkan, dari Abu Sa'id Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda.

"Artinya : Kalian pasti akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, bahkan, seandainya mereka masuk ke dalam sarang biawak pun kalian mengikuti mereka." Kami bertanya, "Ya Rasulullah, itu kaum Yahudi dan Nashrani?" Beliau berkata, "Siapa lagi."[5]

Masih banyak lagi hadits-hadits lainnya yang semakna dengan ini, semuanya menunjukkan kewajiban untuk waspada agar tidak menyerupai musuh-musuh Allah dalam perayaan-perayaan mereka dan lainnya. Makhluk paling mulia dan paling utama, Nabi kita Muhammad, tidak pernah merayakan hari kelahirannya semasa hidupnya, tidak pula para sahabat beliau pun, dan tidak juga para tabi'in yang mengikuti jejak langkah mereka dengan kebaikan pada tiga generasi pertama yang diutamakan. Seandainya perayaan hari kelahiran Nabi, atau lainnya, merupakan perbuatan baik, tentulah para sahabat dan tabi'in sudah lebih dulu melaksanakannya daripada kita, dan sudah barang tentu Nabi Saw mengajarkan kepada umatnya dan menganjurkan mereka merayakannya atau beliau sendiri melaksanakannya. Namun ternyata tidak demikian, maka kita pun tahu, bahwa perayaan hari kelahiran termasuk bid'ah, termasuk hal baru yang diada-adakan dalam agama yang harus ditinggalkan dan diwaspadai, sebagai pelaksanaan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebagian ahli ilmu menyebutkan, bahwa yang pertama kali mengadakan perayaan hari kelahiran ini adalah golongan Syi'ah Fathimiyah pada abad keempat, kemudian diikuti oleh sebagian orang yang berafiliasi kepada As-Sunnah karena tidak tahu dan karena meniru mereka, atau meniru kaum Yahudi dan Nashrani, kemudian bid'ah ini menyebar ke masyarakat lainnya. Seharusnya para ulama kaum muslimin menjelaskan hukum Allah dalam bid'ah-bid'ah ini, mengingkarinya dan memperingatkan bahayanya, karena keberadaannya melahirkan kerusakan besar, tersebarnya bid'ah-bid'ah dan tertutupnya sunnah-sunnah. Di samping itu, terkandung tasyabbuh (penyerupaan) dengan musuh-musuh Allah dari golongan Yahudi, Nashrani dan golongan-golongan kafir lainnya yang terbiasa menyelenggarakan perayaan-perayaan semacam itu. Para ahli dahulu dan kini telah menulis dan menjelaskan hukum Allah mengenai bid'ah-bid'ah ini. Semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan dan menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan.

[1]. Muttafaq ‘Alaih: Al-Bukhari dalam Ash-Shulh (2697). Muslim dalam Al-Aqdhiyah (1718).

[2]. Al-Bukhari menganggapnya mu'allaq dalam Al-Buyu' dan Al-I'tisham. Imam Muslim menyambungnya dalam Al-Aqdhiyah (18-1718).

[3]. HR. Muslim dalam Al-Jumu’ah (867).

[4]. HR. Abu Dawud (4031), Ahmad (5093, 5094, 5634).

[5]. HR. AI-Bukhari dalam Al-I’tisham bil Kitab was Sunnah (7320). Muslim dalam Al-Ilm (2669).

[Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, juz 4.hal.81]

almanhaj.or.id



___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Sedikit tentang Tasyabbuh (4)

3. Tasyabbuh kepada orang kafir

Kaidah 1 : Tiada tasyabbuh melainkan dengan Niat

dari Umar bin Al-Khattab radhiyallahu Anhu , ia berkata : "Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, 'Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu dengan niat. Dan sesungguhnya bagi setiap orang itu tergantung apa yang ia niatkan." (HR Bukhari dan Muslim)

Suatu perbuatan tidak termasuk tindakan tasyabbuh melainkan dengan kesengajaan. Yang demikian berlaku untuk semua perbuatan mubah jika dimaksudkan untuk suatu yang haram (yaitu tasyabbuh).

Kaidah 2 : Tidak bertasyabbuh kepada orang-orang kafir, melainkan apa-apa yang khusus dari agama atau kebiasaan mereka.

Sesungguhnya tidak akan ada perbuatan yang dinamakan tasyabbuh melainkan jika seorang Muslim melakukan perbuatan yang sebenarnya khusus dilakukan oleh orang-orang kafir yang membedakan mereka dari kaum Muslimin. Sehingga perbuatan itu menjadi salah satu syiar mereka. Baik berupa perbuatan keagamaan mereka atau berupa kebiasaan keduniaan mereka. Sedangkan perbuatan-perbuatan yang menjadi kebiasaan bersama dan tidak khusus bagi mereka, maka tidak ada tasyabbuh dengan melakukannya.

Sedangkan, mengada-adakan agar perbuatan mereka yang pada dasarnya adalah bagian dari tradisi mereka, maka hal demikian dilarang jika kita maksudkan untuk menyerupai mereka atau tidak kita maksudkan demikian.

Kaidah 3 :

Apa-apa yang diperintahkan untuk diselisihi dari kalangan orang-orang kafir, kemudian orang-orang kafir itu melakukan suatu perbuatan baru yang diambil dari kalangan kaum Muslimin, maka tidak wajib atas kaum Muslimin untuk meninggalkan perbuatan baru itu karena orang-orang kafir itu bertasyabbuh kepada kita dengan demikian itu, dan bukan kita yang bertasyabbuh kepada mereka.

Kaidah 4 :

Apa-apa yang khusus bagi orang-orang kafir terkadang memiliki arti yang tidak diketahui dengan jelas dari luarnya berupa suatu yang khusus bagi mereka. Mengagungkan suatu perkara yang kejadiannya memiliki bentuk yang berbeda-beda dan tidak terbatas. Demikian pula, pengkhususan hari-hari tertentu dengan berbagai perbuatan tertentu pula yang dalam pelaksanaannya dalam bentuk yang bervariasi.

Hukumnya haram bertasyabbuh kepada orang kafir dengan perbuatan yang dijelaskan diatas walaupun bervariasi bentuk pelaksanaannya.

Kaidah 5 :

Tidak ada tasyabbuh pada perkara-perkara yang menjadi kesepakatan antara agama-agama.

Sesungguhnya tasyabbuh yang dilarang itu tidak akan terjadi pada apa yang dibawa Islam. Juga ternyata ada pada agama Nasrani dan Yahudi. Hal ini sebagai ajaran tauhid, pokok-pokok kaidah yang disepakati, serta akhlak mulia yang dikokohkan Islam : dermawan, sabar, malu, mau berusaha dan sebagainya.

Kaidah 6 :

Sesuatu yang dilarang karena mengarah pada keburukan, dan dilakukan demi kemashlahatan yang kuat.

Contoh :

1. Prinsip pengunaan stempel dalam surat. Yang demikian itu adalah bagian dari tradisi Persia yang diperbolehkan karena di dalamnya nyata-nyata terdapat kemaslahatan yang sangat riil.

2. Pemakaian senjata ampuh buatan orang-orang kafir adalah diperbolehkan demi suatu kemaslahatan lebih besar dalam hal itu.

Kaidah 7 :

Setiap perbuatan yang dilakukan oleh Muslim dengan tujuan tasyabbuh dengan orang-orang kafir, atau perbuatan yang berpotensi tasyabbuh dengan mereka, maka tidak perlu ditolong.

Haram memberi bantuan kepada Muslim demi perbuatan yang tasyabbuh pada orang-orang kafir. Karena bertasyabbuh kepada orang-orang kafir adalah bagian dari sesuatu yang haram. Pertolongan itu menunjukkan keridhaan dan orang yang ridha sama dengan orang yang melakukannya.

Allah berfirman :

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran" QS 5:2

Sedangkan tasyabbuh bukanlah dari jenis kebaikan dan takwa.

Demikian pula, semua yang diketahui berupa keharaman segala yang menjurus kepada hal-hal yang diharamkan. Dalam kata lain membantu hal-hal itu terjadi. Contoh : pencatat dalam akad riba, keharaman memera, mengangkut khamar menuju para peminumnya, dan lain sebagainya.

Ancaman Bagi pelaku :

1. Tasyabbuh menjadi sebab kekafiran muslim

Jika seseorang menyerupai orang-orang kafir dalam hal perbuatan-perbuatan ritual khusus bagi mereka dengan sengaja dan didorong rasa suka kepada hal itu. Seperti hari raya keagamaan mereka, perbuatan itu yang demikian itu adalah kekafiran karena ketepatan teks-teks dalil tentang hal tersebut secara mutlak.

sebagaimana yang telah diketahui, Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia adalah bagian dari mereka.'" (HR Ibnu Majah)

Karena perbuatan sedemikian dan dengan sengaja tiada lain karena akifah kafir dan menganggap baik dan mneyukai agama mereka yang bathil. Sikap demikiatn itu adalah bagian dari hal-hal pembatal keislaman.

Dan telah diketahui hukumnya bahwa orang yang menyerupai mereka dengan cara seperti itu telah merusakkan salah satu dari dua sendi keimanan, yakni mahabbah 'rasa cinta'. Karena rasa cinta hanyalah untuk Allah dan agama-Nya. Mahabbah adalah dasar segala amal perbuatan syar'i berkonsekuensi harus membenci segala sesuatu selain Islam, berupa kekafiran dan segala amal perbuatan yang berkaitan dengannya. Maka, merusaknya dengan mencintai perbuatan orang kafir adalah sesuatu yang sudah sangat jelas.

2. Tasyabbuh menjadi haram

jika mengandung arti memberikan kesepakatan kepada orang-orang kafir dalam perbuatan-perbuatan keagamaan dan keduniaan mereka, sekalipun tanpa maksud yang demikian itu. Pengharaman tasyabbuh yang demikian adalah karena diyakini akan mejadi suatu kejahatan yang menggirin orang kepada kekafiran. Maka, tindakan sedemikian itu dilarang sebagai tindakan preventif dari adanya suatu kejahatan.

dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada Abdullah bin Amr Radhiyallahu 'anhu ketika beliau menyaksikan dua potong pakaian celupan, 'Sesungguhnya ini adalah pakaian orang-orang kafir, maka jangan engkau memakainya.' (HR Muslim)

3. Tasyabbuh menjadi makruh

jika dalam perbuatan yang telah baku dasarnya dalam agama kita sebagaimana telah baku pula dalam agama orang-orang kafir, seperti puasa di hari Asyuara yang juga disyariatkan untuk orang Yahudi dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga mensyariatkan untuk umatnya.

Namun, beliau mensyariatkan untuk membedakannya dengan kaum Yahudi, sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abbas, ia berkata, "Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Berpuasalah kalian semua pada hari Asyuara dan bersikaplah berbeda dengan orang-orang Yahudi. Berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya." (HR Ahmad)

Para ahlli fikih sepakat bahwa makruh hukumnya mengkhususkan hari Asyuara dengan puasa bagi orang orang yang mampu menggabungkan dengan hari lainnya, karena tasyabbuh kepada orang-orang Yahudi. Tidaklah haram berpuasa hanya pada hari itu, karena hari itu adalah bagian dari hari-hari yang utama. Akan tetap mendapatkan pahala -insya Allah- atas apa yang dilakukan sebagaimana ditegaskan oleh nash.

dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Ketika Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa pada hari Asyuara dan memerintahkan kepada semua orang untuk berpuasa pada hari itu, mereka berkata, 'Wahai Rasullah, itu adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani'. Maka Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,'Kalau tahun depan, insya Allah, kita berpuasa pada hari kesembilan'. Ia berkata, 'Belum tiba tahun berikutnya namun Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam telah wafat." (HR Muslim)

Pustaka :

1. Al-Quran

2. 'Tasyabbuh yang Dilarang dalam Fikih Islam' - Jamil bin Habib Al-Luwaihiq

Judul Asli :' At-Tasyabbuh Al-Manhy Anhu fii Al-Fiqhi Al-Islami' , Jeddah, 1419 H



___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Sedikit tentang Tasyabbuh (3)

C. Tasyabbuh yang dilarang dalam Islam


- Kepada orang kafir

dalil pertama :

dari Abdullah bin Umar radhiyallahu Anhuma , ia berkata : "Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,'Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia adalah bagian dari mereka'" (HR Ibnu Majah)

Ash-Shan'ani berkata, "Hadits ini menunjukkan bahwa siapa saja yang menyerupai orang-orang fasik adalah menjadi bagian dari mereka; demikian pula siapa saja yang menyerupai orang-orang kafir dan ahli bid'ah dalam hal apa saja yang khusus bagi mereka, baik berupa gaya dan cara berpakaian, berkendaraan, atau gaya lainnya. Mereka berkata, 'Jika seseorang menyerupai orang kafir berkenaan dengan pakaiannya dan berkeyakinan bahwa ia menjadi seperti si kafir itu, dengan tindakan demikian ia telah kafir.

Jika tanpa keyakinan, ulama berbeda pendapat dalam perkara ini. Diantara mereka mengatakan, 'Ia menjadi kafir'. Yang demikian itu menurut arti tekstual hadits tersebut.

Di antara mereka ada pula yang mengatakan, 'Tidak menjadikannya kafir, tetapi perlu diberikan pelajaran kepadanya'."

dalil kedua :

dari Abu Said radhiyallahu Anhu , ia berkata : "Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Sungguh kalian pasti akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta hingga jika mereka masuk lubang biawak, tentu kalian akan mengikuti mereka.' Dikatakan, 'Wahai Rasullah! (Apakah merkea itu) Yahudi dan Nasrani?' Beliau bersabda, '(Kalau bukan mereka) siapa lagi?' " (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini sekalipun tergolong kabar, tetapi muncul dengan bentuk celaan yang mengundang manfaat untuk pelarangan dan pembatasan.

dalil ketiga :

dari Abdullah bin Amr radhiyallahu Anhu , ia berkata : "Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya ketika menyaksikan bahwa ia mengenakan dua pakaian celupan "Sesungguhnya pakaian ini adalah pakaian orang-orang kafir, maka jangan engkau memakainya." (HR Muslim)

Alasan yang menjadi dasar pelarangan Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah karena pakaian demikian itu adalah pakaian orang-orang kafir. Maka mengharuskan pelarangan atas segala yang menjadi kekhususan orang-orang kafir.

dalil keempat :

"Tampillah beda dengan orang-prang musyrik, guntinglah kumis, dan biarkan jenggot." (HR Bukhari dan Muslim)

Ini adalah perintah yang jelas untuk tampil berbeda dari orang-orang musyrikin. Yang demikian ini menunjukkan betapa tegas larangan beliau untuk menyamai mereka.

- Kepada orang-orang Jahiliyah

Jahl dalam bahasa Arab dapat diartikan kosongnya jiwa dari suatu ilmu atau juga ceroboh.

dalil pertama :

"Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil". QS 2:67

dalil kedua :

dari Ibnu Abbas radhiyallahu Anhu , ia berkata : "Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ' Manusia yang paling dibenci Allah ada tiga macam; orang ateis yang berada di tanah haram, pemeluk Islam yang mencari-cari tradisi jahiliyah, dan penuntut darah seseorang dengan tidak ada hak menumpahkan darahnya." (HR Bukhari)

dalil ketiga :

dari Abdullah bin Amr radhiyallahu Anhu , ia berkata : "Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di hadapan orang banyak di Hari Arafah saat menunaikan Haji Wada' dengan bersabda, 'Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah haram atas kalian sebagaimana haramnya hari kalian ini, di bulan kalian ini dan di negeri kalian ini. Ketahuilah oleh kalian semua, sesungguhnya segala sesuatu dari perkara jahiliyah adalah di bawah telapak kakiku bathil dan ditinggalkan, dan darah jahilyah bathil dan ditinggalkan." (HR Muslim)

- kepada Syetan

dalil pertama :

dari Ibnu Umar radhiyallahu Anhu , ia berkata : "Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Jika salah seorang dari kalian makan, hendaknya dengan tangan kanannya; dan jika minum hendaknya dengan tangan kanannya. Karena syetan makan dengan tangan kirinya; dan minum dengan tangan kirinya." (HR Muslim)

Tambahan : Mengenai masalah ini, pendapat ulama terbagi dua, makruh dan haram. Namun pendapat paling kuat adalah makan dan minum dengan tangan kiri haram hukumnya ketika tidak ada sebab dan karena jelasnya dalil-dalil yang berkenaan dengan itu. Juga karena tidak ada dalil lain yang menggeser arti dari hukum haram. Bahkan, muncul dalil yang sama dengan dalil-dalil sebelumnya yang mengandung ancaman atas pelaku perbuatan sedemikian itu.

dalil kedua :

dari Abdullah bin Amr radhiyallahu Anhu , ia berkata : "Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam menyaksikan seorang pria makan dengan tangan kirinya, beliau bersabda, 'Makanlah dengan tangan kananmu.' Ia menjawab, 'Aku tidak bisa.' Beliau berkata, 'Kalau begitu engkau memang tidak akan bisa.' Maka setelah itu ia tidak bisa mengangkat tangan ke mulutnya." (HR Muslim)

- kepada wanita bagi pria, dan kepada pria bagi wanita

dalil pertama :

dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaknat kaum pria yang menyerupai wanita dan kaum wanita yang menyerupai pria. Dan beliau bersabda, 'Usir mereka dari rumah-rumah kalian semua.' Dalam lafal yang lain disebutkan, 'Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam melaknat para pria yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai pria.'" (HR Bukhari)

dalil kedua :

dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Bukan dari golongan kami siapa saja wanita yang menyerupai pria dan siapa saja pria yang menyerupai wanita.'" (HR Ahmad)

dalil ketiga :

dari Abu Hurairah radhiyallahu Anhu , ia berkata : "Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kepada seseorang yang menyerupai banci yang telah mewarnai kedua tangan dan kedua kainya dengan inai (daun pacar). Maka beliau bersabda, 'Kenapa orang ini?' Maka dikatakan kepada beliau, 'Wahai Rasullah dia menyerupai kaum wanita.' Maka Rasullah mengeluarkan perintah berkenaan dengannya sehingga ia diusir ke wilayah Naqi." (HR Abu Dawud)

- Kepada binatang

dalil pertama :

"Tegakkanlah (tangan) kalian dalam bersujud dan janganlah seseorang dari antara kalian mendatarkan kedua lengannya sebagaimana anjing mendatarkannya." (HR Bukhari dan Muslim)

dalil kedua :

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." QS 7:179



___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Sedikit tentang Tasyabbuh (2)

2. Tasyabbuh dalam Fiqih Islam

A. Apa itu Tasyabbuh ?

B. Hadits Ibnu Majah

C. Tasyyabbuh yang dilarang dalam Islam

A. Apa itu Tasyabbuh?

- Arti kata

secara bahasa adalah satu asal yang menujukkan kepada penyerupaan sesuatu, kesamaan warna ataupun sifat.

secara istilah memiliki beberapa definisi diantaranya :

a. Imam Al-Ghazi Asy-Syafi'i "Tasyabbuh adalah ungkapan yang menunjukkan upaya manusia untuk menyerupakan dirinya dengan sesuatu yang diinginkan dirinya serupa dengannya, dalam hal tingkah, pakaian atau sifat-sifatnya. Jadi tasyabbuh adalah ungkapan tentang tingkah yang dibuat-buat yang diinginkan dan dilakukannya."

b. Jamil bin Habib "seseorang yang membani diri untuk menyerupai selainnya berkenaan dengan segala sifat ataupun sebagiannya saja."

berarti yang termasuk disini adalah upaya tasyabbuh itu dikehendaki dan disengaja. dengan demikian tidak termasuk segala sesuatu yang tidak disengaja seperti keserupaan pria dengan seorang wanita dalam gerak-gerik dan suara karena tabi'at yang tercipta tanpa adanya niat. Juga tidak termasuk yang disebabkan karena keterpaksaan atau dalam rangka menolak kerusakan yang lebih besar.

B. Hadits Ibnu Majah

-Teks Hadits

dari Abdullah bin Umar Radhiyallah Anhuma dengan derajat marfu' , "Aku diutus di zaman sebelum Kiamat dengan pedang hingga hanya Allah sajalah yang disembah, tiada sekutu bagi-Nya, dijadikan rezekiku di bawah bayangan tombakku dan dijadikan kehinaan dan kenistaan atas siapa saja yang menentang perintahku. Dan barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia adalah bagian dari mereka."" (HR Ibnu Majah)

Hadits ini tidak menjadi lebih rendah daripada derajat hasan dan bahkan terkadang naik menjadi berderajat shahih lighairihi.

-Penjelasan Teks Hadits :

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan berita bahwa sebelum terjadi Kiamat beliau akan diutus dengan membawa pedang. Ungkapan beliau, bayna yadai 'sebelum Kiamat' adalah bentuk sindiran yang menunjukkan kepada dekatnya masa pengutusan beliau utnuk seluruh manusia dari masa terjadinya Kiamat.

Ungkapan beliau, bis saifi 'dengan pedang' dikatakan oleh para ulama, "Beliau mengkhususkan dirinya dengan pedang sekalipun para nabi selain beliau juga diutus untuk memerangi para musuhnya adalah karena kiprah mereka itu tidak sampai sepadan dengan kiprah beliau. Dengan mengkhususkan diri beliau dengan pedang juga bisa karena demikianlah beliau disebutkan di dalam berbagai kitab adalah untuk mengetuk dua ahli Kitab dan mengingatkan mereka akan apa-apa yang ada pada mereka itu.

Dalam hadits itu Rasullah shallallahu 'alahi wasallam menjelaskan bahwa inti risalah dan tujuan akhir dirinya diutus adalah dengan mengesakan Allah dengan segala macam ibadah untuk-Nya dan pembatalan segala bentuk kesyirikan. Dalam hadits itu terdapat suatu indikasi bahwa untuk mencapai tujuan akhir itu tidak mungkin melainkan dengan jihad di jalan Allah dengan memerangi ahli syrik dan kesesatan.

Sedangkan ungkapan 'dan dijadikan rezekiku di bawah bayangan tombakku' mengandung isyarat tentang tata cara memecahkan masalah harta rampasan perang untuk kepentingan umat dan rezeki Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah dalam harta rampasan perang dan bukan pada hasil kerja lain. Beliau makan dari sumber yang lain. Akan tetapi, kebanyakan rezekinya adalah dari hasil berjihad, karena beliau memiliki bagian tersendiri di dalam harta rampasan perang.

Hikmah pengkhususan penyebutan tombak dan bukan yang lain berupa berbagai alat perang seperti pedang, adalah karena sebagaimana berlaku dalam tradisi mereka ketika itu bahwa panji-panji selalu dipasang di ujung tangkai tombak. Maka bayangan tombak lebih sempurna dan mengaitkan rezeki dengann menjadi lebih sesuai.

Sedangkan sabda beliau, 'barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia adalah bagian dari mereka.'

Menunjukkan bahwa siapapun yang berusaha meniru seseorang, maka ia akan kembali menjadi seperti orang tersebut dalam hal keadaan dan tempat kembalinya. Jadi barangsiapa yang menyerupai orang-orang shalih, maka ia akan menjadi orang shalih dan dikumpulkan dengan mereka. Dan barangsiapa yang menyerupai orang-orang kafir atau fasik, maka ia akan menjadi sedemikian itu pula.

Sikap menyerupai bisa jadi perkara-perkara berupa beribadatan dan kebiasaan.

- Ancaman bagi pelaku

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata , "Hadits ini minimal menetapkan pengharaman bersikap tasyabbuh kepada para Ahli Kitab, meskipun secara dzahir berkonsekuensi pengafiran atas orang-orang yang bersikap menyerupai mereka."



___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Sedikit tentang Tasyabbuh (1)

1. Prakata

Pandangan Awal

akhir-akhir ini saya banyak melihat teman dan lingkungan saya melakukan tasyabbuh. oleh karena itu, saya rasa penjelasan tentang Haramnya Tasyabbuh penting untuk umat muslim khususnya teman dan keluarga saya sendiri.

Dulu, saya senang sekali jika mendapat ucapan selamat ulang tahun. Kesannya menjadi terkenal, dihargai orang banyak dan diingat oleh orang lain momen yang sangat berharga yaitu hari kelahiran saya. Sejak kecil, saya biasa melihat perayaan ulang tahun yang kerap dilakukan oleh anggota keluarga saya maupun teman sekolah.

Hingga waktu memasuki kuliah, saya merasa saya pengen sok alim, dengan mencari tanggalan lahir saya dengan tanggalan Hijriah. Jadi, orang lain akan mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya sesuai dengan penanggalan Hijriah.

Dalam pikiran saya ini terasa lebih islami, beda dengan yang lain. Beda dengan bule-bule juga yang merayakan ulang tahun dalam Tahun Masehi. yang dimana Tahun Masehi mulanya merupakan sistem penanggalan orang kafir terdahulu. Lalu saya juga mencari bahasa islaminya ulang tahun itu apa, milad biasa orang menyebutnya. Saya berharap waktu itu akan diberi ucapan 'Selamat Milad ya' atau semacamnya. Saya senang sekali dengan mengingat-mengingat tanggal lahir saya dalam penanggalan Hijriyah .

Kemudian waktu berjalan, namun, pada hari dimana saya berulang tahun dalam penanggalan Hijriyah, saya tidak mendapatkan ucapan selamat sekalipun. Padahal sudah saya beri tahu hal ini dengan keluarga saya, agar mereka ikut merayakannya bersama saya.

Namun, tidak ada yang merayakannya, kecuali saya.

Oleh karena itu, saya merasa aneh. Dan saya berpikir, kenapa keluarga saya yang muslim, ketika ada ulang tahun berdasarkan penanggalan hijriyah, tidak merespon apa apa? apakah pada zaman Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam ada ulang tahun seperti ini. Apakah ada beliau melakukan perayaan ulang tahun? Bukankah Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang sangat mensyukuri nikmat Allah, pastilah ada ajaran untuk mensyukuri Hari Kelahiran sebagaimana yang biasa dilakukan oleh masyarakat saat ini. Itulah yang ada dalam pikiran saya waktu itu

Namun..

Tidak ada satupun riwayat yang saya temukan, tentang syariat perayaan ulang tahun. Rasullah shallallahu 'alaihi wasallam maupun para sahabat, para ahli hadits, para ulama, tidak pernah ada yang mengajarkan tentang perayaan ulang tahun ini. Entah itu mengkhususkan diri untuk bersedekah kepada anak yatim pada hari ulang tahun, entah do'a khusus, ataupun hal seperti mentraktir teman.

Demi Allah, hal-hal yang disebutkan tadi merupakan hal yang dianggap baik oleh masyarakat saat ini. Namun, saya merasa aneh, kenapa selalu harus setiap 1 tahun sekali kita bersyukur? Apa yang menyebabkannya?

Ternyata, ini adalah kebiasaan adat istiadat orang kafir yang telah diikuti oleh kebanyakan kaum muslimin. Dan ini telah menjadi kebiasaan sebagian kaum muslimin sebagaimana kita lihat di Indonesia. Demi Allah, ini bukanlah syari'at agama Islam. Ini adalah syi'ar-syi'ar orang kafir, ini adalah kebiasaan mereka.

Mengenai Tahun Ini

Tahun ini, saya sengaja untuk tidak menutupi reminder ulang tahun di FB. berbeda dengan tahun lalu yang saya menutupinya hingga mengganti tanggalnya, jadi walaupun tiba-tiba tanggal lahir saya keluar, pastilah tanggal yang ngaco.

Tujuan saya memberikan reminder ulang tahun di FB adalah agar teman-teman di FB tergerak hatinya untuk memberikan selamat di wall saya. Sehingga, saya berharap mereka menyempatkan diri melihat notes-notes saya mengenai tasyabbuh.

Saya harap, ini menjadi dakwah dan pelajaran bagi kaum muslimin khususnya teman dan keluarga saya. Dan semoga pelajaran ini bermanfaat, dan kita semua dapat diberi kekuatan oleh Allah untuk mengamalkannya.



___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Taubat (1)

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

kali ini kita akan membahas taubat...

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai," QS 66:8

A. Syarat-Syarat Taubat

Imam an-Namawi menjelaskan syarat taubat ada tiga yaitu :
1. Orang yang berbuat dosa harus berhenti dan berlepas diri dari perbuatan dosa dan maksiat yang selama ini pernah ia lakukan

2. Dia harus menyesali perbuatan dosanya tersebut.

3. Dia mempunyai tekad yang bulat untuk tidak mengulangi perbuatan itu.

4. Pernyataan bebas (keridhaan) dari hak orang yang dirugikan
Apabila perbuatan dosanya itu ada hubungannya dengan orang lain, maka di samping tiga syarat di atas, ditambah satu syarat lagi yaitu harus ada pernyataan bebas dari hak orang yang dirugikan itu.
Jika dirugikan hartanya, maka hartanya itu harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat, maka ia harus meminta maaf, dan jika berupa ghibah atau umpatan, maka ia harus bertaubat kepada Allah dan tidak perlu meminta maaf kepada orang yang diumpat.
Demikian yang dijelaskan oleh Imam An-Namawi rahimahullah dalam kitab Riyaadush Shaalihiin bab Taubat.

5. Ikhlas, semata-mata karena Allah subhanahu wa ta'ala.

6. Dilakukan pada saat diterimanya taubat.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama (ruhnya) belum sampai di kerongkongan" (HR Tirmirdzi, al-Hakim, Ibnu Majah)

dari Abu Hurairah radhiyallaahu'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari sebelah barat(kiamat), maka Allah akan menerima taubatnya." (HR Muslim)


B. Perkara yang wajib dihindari dalam bertaubat

1. Terus menerus berbuat dosa.
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." QS 3:135
Para ulama mengatakan, "Tidak ada dosa kecil yang dilakukan terus-menerus dan tidak ada dosa yang besar yang diiringi dengan taubat kepada Allah Ta'ala."

2. Berbangga dengan perbuatan dosa
dari Abu Hurairah radhiyallaahu'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Setiap ummatku diampuni kecuali Mujaahirin." (HR Bukhari dan Muslim)

Mujaahir adalah orang yang bangga, menampakkan atau menceritakan dosanya kepada orang lain.
terdapat 5 kesalahan padanya yaitu :
1. Berdosa karena bermaksiat
2. Berdosa karena berbangga dosanya kepada orang lain
3. Berdosa karena telah membuka tutupan Allah
4. Berdosa karena telah membangkitkan semangat orang untuk berbuat dosa sepertinya
5. Berdosa karena manganngap remeh maksiatnya tersebut.

3. Tidak istiqamah dalam bertaubat
(akan dijelaskan pada message selanjutnya, insya Allah ehehe)


semoga bermanfaat
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

___________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Jika ada di tulisan ini yang tidak sesuai keduanya, maka tinggalkanlah. Segera ikuti Al-Quran dan Sunnah

Followers